This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Kamis, 28 Desember 2017

Tugas Rangkuman Softskill

Tugas 1

Audit Teknologi Sistem Informasi

A. Pengertian
Audit teknologi informasi / Information technology audit adalah bentuk pengawasan dan pengendalian dari insfrastruktur teknologi informasi secara menyeluruh. Audit teknologi informasi ini dapat berjalan bersama-sama dengan audit finansial dan audit internal, atau dengan kegiatan pengawasan dan evaluasi lain yang sejenis. Pada mulanya istilah ini dikenal dengan audit pemprosesan data elektronik, kemudian seiring berkembangnya teknologi audit teknologi informasi secara umum merupakan proses pengumpulan dan evaluasi dari semua kegiatan system informasi dalam sebuah perusahaan. Istilah lain dari audit teknologi informasi adalah audit komputer yang banyak dipakai untuk menentukan apakah asset system informasi perusahaan itu telah bekerja secara efektif, dan mampu mencapai target dalam sebuah organisasi.


B. Sejarah singkat Audit TI

Audit IT yang pada awalnya lebih dikenal sebagai EDP Audit (Electronic Data Processing) telah mengalami perkembangan yang pesat. Perkembangan Audit IT ini didorong oleh kemajuan teknologi dalam sistem keuangan, meningkatnya kebutuhan akan kontrol IT, dan pengaruh dari komputer itu sendiri untuk menyelesaikan tugas-tugas penting. 

Pemanfaatan teknologi komputer ke dalam sistem keuangan telah mengubah cara kerja sistem keuangan, yaitu dalam penyimpanan data, pengambilan kembali data, dan pengendalian. Sistem keuangan pertama yang menggunakan teknologi komputer muncul pertama kali tahun 1954. Selama periode 1954 sampai dengan 1960-an profesi audit masih menggunakan komputer. Pada pertengahan 1960-an terjadi perubahan pada mesin komputer, dari mainframe menjadi komputer yang lebih kecil dan murah.

Pada tahun 1968, American Institute of Certified Public Accountants (AICPA) ikut mendukung pengembangan EDP auditing. Sekitar periode ini pula para auditor bersama-sama mendirikan Electronic Data Processing Auditors Association (EDPAA). Tujuan lembaga ini adalah untuk membuat suatu tuntunan, prosedur, dan standar bagi audit EDP. 

Pada tahun 1977, edisi pertama Control Objectives diluncurkan. Publikasi ini kemudian dikenal sebagai Control Objectives for Information and Related Technology (CobiT). Tahun 1994, EDPAA mengubah namanya menjadi Information System Audit (ISACA). Selama periode akhir 1960-an sampai saat ini teknologi TI telah berubah dengan cepat dari mikrokomputer dan jaringan ke internet. Pada akhirnya perubahan-perubahan tersebut ikut pula menentukan perubahan pada audit IT.


C. Konsep Audit Sistem Informasi

Istilah auditing umumnya digunakan untuk menerangkan 2 jenis aktivitas yang berhubungan dengan computer, yaitu :
  • Auditing melalui computer ( Auditing through the computer ) Untuk menerangkan proses penelaahan dan evaluasi pengendalian intern dalam suatu system pemrosesan data elektronik, biasanya dilakukan oleh auditor selama pengujian ketaatan ( compliance test )

  • Auditing dengan computer ( Auditing with the computer ) Untuk menerangkan pemanfaatan computer oleh auditor untuk melaksanakan beberapa pekerjaan audit yang tidak dilakukan secara manual. Kebanyakan audit meliputi pengujian ketaatan dan pengujian substantif. Maka kedua jenis auditing ini dilakukan baik oleh auditor intern maupun ekstern.


D. Jenis-jenis Audit Sistem Informasi

Ø Pendekatan Umum Terhadap Audit Sistem Informasi
· Telaahan dan evaluasi awal
Menentukan tindakan-tindakan yang akan dillakukan dalam audit yang mencakup keputusan-keputusan yang berkaitan dengan area-area tertentu yang di investigasi, penugasan bagi staf audit, teknologi audit yang akan digunakan, dan pembuatan anggaran waktu dan / biaya untuk audit.

· Telaahan dan evaluasi rinci
Dalam tahap audit ini, sasaran difokuskan pada temuan-temuan yang dipilih dalam audit.

Ø Pengujian
Tahap pengujian dalam audit menghasilkan bukti ketaatan terhadap prosedur-prosedur.pengujuan dilakukan untuk memberikan jaminan memadai bahwa pengendalian intern ada dan bekerja sesuai dengan yang dinyatakan dalam dokumentasi sistem.

  •   Audit Aplikasi Sistem Informasi

Pengendalian-pengendalian Aplikasi debagi menjadi tiga area umum, masukan, pemrosesan, pengeluaran. Audit aplikasi-aplikasi sistem informasi umumnya mencakup penelaahan pengendalian dalam tiga area tersebut.

  • · Audit Pengembangan Sistem Aplikasi

Standar-standar pengembangan sistem, merupakan dokumentasi yang menjadi panduan perancangan, pengembangan, dan implementasi sistem aplikasi. Keberadaan standar-standar pengembangan sistem merupakan pengendalian umum utama dalam sistem audit.

  • · Audit atas Pusat layanan Komputer

Audit atas pusat layanan komputer dilakukan sebelum setiap audit atas aplikasi dilakukan agar meyakinkan integritas umum lingkungan dimana aplikasi akan di fungsikan. Pengendalian-pengendalian umum atas operasi komputer juga membantu menjamin tidak adanya interupsi atas sumberdaya-sumberdaya pusat layanan komputer.


E. Risiko dalam Audit

Kontrol berikut pendekatan evaluasi internal yang disebut pendekatan audit berbasis risiko, menyediakan kerangka kerja untuk melakukan audit sistem informasi:

1. Tentukan ancaman (penipuan dan kesalahan) yang dihadapi perusahaan. Ini adalah daftar dari penyalahgunaan disengaja atau tidak disengaja dan kerusakan yang sistem terkena.

2. Mengidentifikasi prosedur kontrol yang mencegah, mendeteksi, atau mengoreksi ancaman. Ini semua adalah kontrol yang manajemen telah dimasukkan ke dalam tempat dan bahwa auditor harus meninjau dan menguji, untuk meminimalkan ancaman.

3. Evaluasi prosedur pengendalian. Kontrol dievaluasi dua cara:

ü Sebuah tinjauan sistem menentukan apakah prosedur pengendalian sebenarnya di tempat.
ü Pengujian pengendalian dilakukan untuk menentukan apakah kontrol yang ada bekerja sebagaimana dimaksud.

4. Mengevaluasi kelemahan kontrol untuk mengetahui efeknya pada waktu, sifat, atau luasnya prosedur audit. Jika auditor menentukan risiko pengendalian yang terlalu tinggi karena sistem kontrol memadai, auditor mungkin harus mengumpulkan lebih banyak bukti, bukti yang lebih baik, atau bukti lebih tepat waktu. Kontrol kelemahan dalam satu bidang mungkin dapat diterima jika ada kontrol kompensasi di daerah lain. Pendekatan berbasis risiko menyediakan auditor dengan pemahaman yang lebih jelas dari penipuan dan kesalahan yang dapat terjadi dan risiko terkait dan eksposur. Hal ini juga membantu mereka merencanakan bagaimana untuk menguji dan mengevaluasi pengendalian internal, serta bagaimana merencanakan prosedur audit.


Tugas 2

Pengertian Cobit

Pengertian Cobit

Teknologi Informasi pada era ini sudah menjadi kebutuhan yang sangat penting untuk menunjang berjalannya proses bisnis secara efektif dan efisien pada perusahaan maupun institut. Universitas Pasundan (UNPAS) Bandung terutama Fakultas Teknik (FT) menerapkan teknologi informasi untuk mendukung layanan akademik.  Layanan Teknologi Informasi (TI) tersebut diterapkan dalam bentuk aplikasi berbasis web dengan nama Sistem Informasi Terpadu (SITU). 


Namun, permasalahannya penerapan TI tersebut tidak disertai dengan proses monitoring dan pengevaluasian sehingga tidak ada kontrol dalam penerapannya terutama pada ketersediaan data dan keamanan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kondisi tata kelola TI pada proses monitoring dan evaluasi terkait dengan keamanan TI pada SITU di FT UNPAS yang mengacu pada COBIT 5 domain Monitoring Evaluate Assess (MEA). 
Kerangka Kerja COBIT
Kerangka kerja COBIT terdiri atas beberapa arahan/pedoman, yakni:
  • Control Objectives
Terdiri atas 4 tujuan pengendalian tingkat-tinggi (high-level control objectives) yang terbagi dalam 4 domain, yaitu : Planning & Organization , Acquisition & Implementation Delivery & Support , dan Monitoring & Evaluation.
  • Audit Guidelines
Berisi sebanyak 318 tujuan-tujuan pengendalian yang bersifat rinci (detailed control objectives) untuk membantu para auditor dalam memberikan management assurance dan/atau saran perbaikan.
  • Management Guidelines
Berisi arahan, baik secara umum maupun spesifik, mengenai apa saja yang mesti dilakukan, terutama agar dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut :
v  Sejauh mana TI harus bergerak atau digunakan, dan apakah biaya TI yang dikeluarkan sesuai dengan manfaat yang dihasilkannya.
v  Apa saja indikator untuk suatu kinerja yang bagus.
v  Apa saja faktor atau kondisi yang harus diciptakan agar dapat mencapai sukses ( critical success factors ).
v  Apa saja risiko-risiko yang timbul, apabila kita tidak mencapai sasaran yang ditentukan.
v  Bagaimana dengan perusahaan lainnya, apa yang mereka lakukan.
v  Bagaimana mengukur keberhasilan dan bagaimana pula membandingkannya.
Manfaat dan Pengguna COBIT
Secara manajerial target pengguna COBIT dan manfaatnya adalah :
  • Direktur dan Eksekutif
Untuk memastikan manajemen mengikuti dan mengimplementasikan strategi searah dan sejalan dengan TI.
  • Manajemen
v  Untuk mengambil keputusan investasi TI.
v  Untuk keseimbangan resiko dan kontrol investasi.
v  Untuk benchmark lingkungan TI sekarang dan masa depan.
  • Pengguna
Untuk memperoleh jaminan keamanan dan control produk dan jasa yang dibutuhkan secara internal maupun eksternal.
  • Auditors
v  Untuk memperkuat opini untuk manajemen dalam control internal.
v  Untuk memberikan saran pada control minimum yang diperlukan.
Frame Work COBIT
COBIT dikeluarkan oleh IT Governance Institute (ITGI). COBIT digunakan untuk menjalankan penentuan atas IT dan meningkatkan pengontrolan IT. COBIT juga berisi tujuan pengendalian, petunjuk audit, kinerja dan hasil metrik, faktor kesuksesan dan maturity model.
Lingkup kriteria informasi yang sering menjadi perhatian dalam COBIT adalah:
  • Effectiveness
Menitikberatkan pada sejauh mana efektifitas informasi dikelola dari data-data yang diproses oleh sistem informasi yang dibangun.
  • Efficiency
Menitikberatkan pada sejauh mana efisiensi investasi terhadap informasi yang diproses oleh sistem.
  • Confidentiality
Menitikberatkan pada pengelolaan kerahasiaan informasi secara hierarkis.
  • Integrity
Menitikberatkan pada integritas data/informasi dalam sistem.
  • Availability
Menitikberatkan pada ketersediaan data/informasi dalam sistem informasi.
  • Compliance
Menitikberatkan pada kesesuaian data/informasi dalam sistem informasi.
  • Reliability
Menitikberatkan pada kemampuan/ketangguhan sistem informasi dalam pengelolaan data/informasi.
Sedangkan fokus terhadap pengelolaan sumber daya teknologi informasi dalam COBIT adalah pada :
  • Applications
  • Information
  • Infrastructure
  • People
Dalam menyediakan informasi yang dibutuhkan perusahaan untuk mencapai tujuan organisasi, COBIT memiliki karakteristik :
  • Business-focused
  • Process-oriented
  • Controls-based
  • Measurement-driven
COBIT mengelompokkan semua aktivitas bisnis yang terjadi dalam organisasi menjadi 34 proses yang terbagi ke dalam 4 buah domain proses, meliputi :
  • Planning & Organization.
Domain ini menitikberatkan pada proses perencanaan dan penyelarasan strategi TI   dengan strategi perusahaan, mencakup masalah strategi, taktik dan identifikasi tentang bagaimana TI dapat memberikan kontribusi maksimal terhadap pencapaian tujuan bisnis organisasi sehingga terbentuk sebuah organisasi yang baik dengan infrastruktur teknologi yang baik pula.
Domain ini mencakup :
v  PO1 – Menentukan rencana strategis
v  PO2 – Menentukan arsitektur informasi
v  PO3 – Menentukan arah teknologi
v  PO4 – Menentukan proses TI, organisasi dan hubungannya
v  PO5 – Mengelola investasi TI
v  PO6 – Mengkomunikasikan tujuan dan arahan manajemen
v  PO7 – Mengelola sumber daya manusia
v  PO8 – Mengelola kualitas
v  PO9 – Menilai dan mengelola resiko TI
v  PO10 – Mengelola proyek
  • Acquisition & Implementation.
Domain ini berkaitan dengan implementasi solusi IT dan integrasinya dalam proses bisnis organisasi untuk mewujudkan strategi TI, juga meliputi perubahan dan maintenance yang dibutuhkan sistem yang sedang berjalan untuk memastikan daur hidup sistem tersebut tetap terjaga.
Domain ini meliputi:
v  AI1 – Mengidentifikasi solusi yang dapat diotomatisasi.
v  AI2 – Mendapatkan dan maintenance software aplikasi.
v  AI3 – Mendapatkan dan maintenance infrastuktur teknologi
v  AI4 – Mengaktifkan operasi dan penggunaan
v  AI5 – Pengadaan sumber daya IT.
v  AI6 – Mengelola perubahan
v  AI7 – Instalasi dan akreditasi solusi dan perubahan.
  • Delivery & Support.
Domain ini mencakup proses pemenuhan layanan IT, keamanan sistem, kontinyuitas layanan, pelatihan dan pendidikan untuk pengguna, dan pemenuhan proses data yang sedang berjalan.
Domain ini meliputi :
v  DS1 – Menentukan dan mengelola tingkat layanan.
v  DS2 – Mengelola layanan dari pihak ketiga
v  DS3 – Mengelola performa dan kapasitas.
v  DS4 – Menjamin layanan yang berkelanjutan
v  DS5 – Menjamin keamanan sistem.
v  DS6 – Mengidentifikasi dan mengalokasikan dana.
v  DS7 – Mendidik dan melatih pengguna
v  DS8 – Mengelola service desk dan insiden.
v  DS9 – Mengelola konfigurasi.
v  DS10 – Mengelola permasalahan.
v  DS11 – Mengelola data
v  DS12 – Mengelola lingkungan fisik
v  DS13 – Mengelola operasi.
  • Monitoring and Evaluation.
Domain ini berfokus pada masalah kendali-kendali yang diterapkan dalam organisasi, pemeriksaan intern dan ekstern dan jaminan independent dari proses pemeriksaan yang dilakukan.
Domain ini meliputi:
v  ME1 – Mengawasi dan mengevaluasi performansi TI.
v  ME2 – Mengevaluasi dan mengawasi kontrol internal
v  ME3 – Menjamin kesesuaian dengan kebutuhan eksternal.
v  ME4 – Menyediakan IT Governance.

Tugas 3

IT FORENSIC

Definisi:


Definisi dari IT Forensik yaitu suatu ilmu yang berhubungan dengan pengumpulan fakta dan bukti pelanggaran keamanan sistem informasi serta validasinya menurut metode yang digunakan (misalnya metode sebab-akibat). Fakta-fakta tersebut setelah diverifikasi akan menjadi bukti-bukti yang akan digunakan dalam proses selanjutnya.Selain itu juga diperlukan keahlian dalam bidang IT ( termasuk diantaranya hacking) dan alat bantu (tools) baik hardwaremaupun software untuk membuktikan pelanggaran-pelanggaran yang terjadi dalam bidang teknologi sistem informasi tersebut. Tujuan dari IT forensik itu sendiri adalah untuk mengamankan dan menganalisa bukti-bukti digital.

Menurut Noblett, yaitu berperan untuk mengambil, menjaga, mengembalikan, dan menyajikan data yang telah diproses secara elektronik dan disimpan di media komputer.
Menurut Judd Robin, yaitu penerapan secara sederhana dari penyidikan komputer dan teknik analisisnya untuk menentukan bukti-bukti hukum yang mungkin.


Tujuan IT forensik:

1. Untuk membantu memulihkan, menganalisa, dan mempresentasikan materi/entitas berbasis digital atau elektronik sedemikian rupa sehingga dapat dipergunakan sebagai alat buti yang sah di pengadilan

2. Untuk mendukung proses identifikasi alat bukti dalam waktu yang relatif cepat, agar dapat diperhitungkan perkiraan potensi dampak yang ditimbulkan akibat perilaku jahat yang dilakukan oleh kriminal terhadap korbannya, sekaligus mengungkapkan alasan dan motivitasi tindakan tersebut sambil mencari pihak-pihak terkait yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung dengan perbuatan tidak menyenangkan dimaksud.

PENGERTIAN IT FORENSIK MENURUT PARA AHLI
  1. Menurut Noblett, yaitu berperan untuk mengambil, menjaga, mengembalikan, dan menyajikan data yang telah diproses secara elektronik dan disimpan dimedia komputer.
  2.  Menurut Judd Robin, yaitu penerapan secara sederhana dari penyidikan komputer dan teknik analisisnya untuk menentukan bukti-bukti hukum yang mungkin.
  3. Menurut Ruby Alamsyah (salah seorang ahli forensik IT Indonesia), digital forensik atau terkadang disebut komputer forensik adalah ilmu yang menganalisa barang bukti digital sehingga dapat dipertanggungjawabkan di pengadilan. Barang bukti digital tersebut termasuk handphone, notebook, server, alat teknologi apapun yang mempunyai media penyimpanan dan bisa dianalisa.
ALASAN MENGAPA MENGGUNAKAN IT FORENSIK, ANTARA LAIN.
Dalam kasus hukum, teknik digital forensik sering digunakan untuk meneliti sistem komputer milik terdakwa (dalam perkara pidana) atau tergugat (dalam perkara perdata).
Memulihkan data dalam hal suatu hardware atau software mengalami kegagalan/kerusakan (failure).
  • Meneliti suatu sistem komputer setelah suatu pembongkaran/pembobolan, sebagai contoh untuk menentukan bagaimana penyerang memperoleh akses dan serangan apa yang dilakukan.
  • Mengumpulkan bukti menindak seorang karyawan yang ingin diberhentikan oleh suatu organisasi.
  • Memperoleh informasi tentang bagaimana sistem komputer bekerja untuk tujuan debugging, optimisasi kinerja, atau membalikkan rancang-bangun.

Tools dalam Forensik IT


1. antiword

Antiword merupakan sebuah aplikasi yang digunakan untuk menampilkan teks dan gambar dokumen Microsoft Word. Antiword hanya mendukung dokumen yang dibuat oleh MS Word versi 2 dan versi 6 atau yang lebih baru.

2. Autopsy

The Autopsy Forensic Browser merupakan antarmuka grafis untuk tool analisis investigasi diginal perintah baris The Sleuth Kit. Bersama, mereka dapat menganalisis disk dan filesistem Windows dan UNIX (NTFS, FAT, UFS1/2, Ext2/3).

3. binhash

binhash merupakan sebuah program sederhana untuk melakukan hashing terhadap berbagai bagian file ELF dan PE untuk perbandingan. Saat ini ia melakukan hash terhadap segmen header dari bagian header segmen obyek ELF dan bagian segmen header obyekPE.

4. sigtool

sigtcol merupakan tool untuk manajemen signature dan database ClamAV. sigtool dapat digunakan untuk rnenghasilkan checksum MD5, konversi data ke dalam format heksadesimal, menampilkan daftar signature virus dan build/unpack/test/verify database CVD dan skrip update.


5. ChaosReader

ChaosReader merupakan sebuah tool freeware untuk melacak sesi TCP/UDP/… dan mengambil data aplikasi dari log tcpdump. la akan mengambil sesi telnet, file FTP, transfer HTTP (HTML, GIF, JPEG,…), email SMTP, dan sebagainya, dari data yang ditangkap oleh log lalu lintas jaringan. Sebuah file index html akan tercipta yang berisikan link ke seluruh detil sesi, termasuk program replay realtime untuk sesi telnet, rlogin, IRC, X11 atau VNC; dan membuat laporan seperti laporan image dan laporan isi HTTP GET/POST.

6. chkrootkit

chkrootkit merupakan sebuah tool untuk memeriksa tanda-tanda adanya rootkit secara lokal. la akan memeriksa utilitas utama apakah terinfeksi, dan saat ini memeriksa sekitar 60 rootkit dan variasinya.


7. dcfldd

Tool ini mulanya dikembangkan di Department of Defense Computer Forensics Lab (DCFL). Meskipun saat ini Nick Harbour tidak lagi berafiliasi dengan DCFL, ia tetap memelihara tool ini.


8. ddrescue

GNU ddrescue merupakan sebuah tool penyelamat data, la menyalinkan data dari satu file atau device blok (hard disc, cdrom, dsb.) ke yang lain, berusaha keras menyelamatkan data dalam hal kegagalan pembacaan. Ddrescue tidak memotong file output bila tidak diminta. Sehingga setiap kali anda menjalankannya kefile output yang sama, ia berusaha mengisi kekosongan.

9. foremost

Foremost merupakan sebuah tool yang dapat digunakan untuk me-recover file berdasarkan header, footer, atau struktur data file tersebut. la mulanya dikembangkan oleh Jesse Kornblum dan Kris Kendall dari the United States Air Force Office of Special Investigations and The Center for Information Systems Security Studies and Research. Saat ini foremost dipelihara oleh Nick Mikus seorang Peneliti di the Naval Postgraduate School Center for Information Systems Security Studies and Research.

10. gqview

Gqview merupakan sebuah program untuk melihat gambar berbasis GTK la mendukung beragam format gambar, zooming, panning, thumbnails, dan pengurutan gambar.

11. galleta

Galleta merupakan sebuah tool yang ditulis oleh Keith J Jones untuk melakukan analisis forensic terhadap cookie Internet Explorer.

12. Ishw

Ishw (Hardware Lister) merupakan sebuah tool kecil yang memberikan informasi detil mengenai konfigurasi hardware dalam mesin. la dapat melaporkan konfigurasi memori dengan tepat, versi firmware, konfigurasi mainboard, versi dan kecepatan CPU, konfigurasi cache, kecepatan bus, dsb. pada sistem t>MI-capable x86 atau sistem EFI.


13. pasco

Banyak penyelidikan kejahatan komputer membutuhkan rekonstruksi aktivitas Internet tersangka. Karena teknik analisis ini dilakukan secara teratur, Keith menyelidiki struktur data yang ditemukan dalam file aktivitas Internet Explorer (file index.dat). Pasco, yang berasal dari bahasa Latin dan berarti “browse”, dikembangkan untuk menguji isi file cache Internet Explorer. Pasco akan memeriksa informasi dalam file index.dat dan mengeluarkan hasil dalam field delimited sehingga dapat diimpor ke program spreadsheet favorit Anda.


14. scalpel

calpel adalah sebuah tool forensik yang dirancang untuk mengidentifikasikan, mengisolasi dan merecover data dari media komputer selama proses investigasi forensik. Scalpel mencari hard drive, bit-stream image, unallocated space file, atau sembarang file komputer untuk karakteristik, isi atau atribut tertentu, dan menghasilkan laporan mengenai lokasi dan isi artifak yang ditemukan selama proses pencarian elektronik. Scalpel juga menghasilkan (carves) artifak yang ditemukan sebagai file individual.

Undang – Undang IT Forensik:

Secara umum, materi Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UUITE) dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu pengaturan mengenai informasi dan transaksi elektronik dan pengaturan mengenai perbuatan yang dilarang. Pengaturan mengenai informasi dan transaksi elektronik mengacu pada beberapa instrumen internasional, seperti UNCITRAL Model Law on eCommerce dan UNCITRAL Model Law on eSignature. Bagian ini dimaksudkan untuk mengakomodir kebutuhan para pelaku bisnis di internet dan masyarakat umumnya guna mendapatkan kepastian hukum dalam melakukan transaksi elektronik. Beberapa materi yang diatur, antara lain:

1. pengakuan informasi/dokumen elektronik sebagai alat bukti hukum yang sah (Pasal 5 & Pasal 6 UU ITE);

2. tanda tangan elektronik (Pasal 11 & Pasal 12 UU ITE);

3. penyelenggaraan sertifikasi elektronik (certification authority, Pasal 13 & Pasal 14 UU ITE);

4. penyelenggaraan sistem elektronik (Pasal 15 & Pasal 16 UU ITE);

Beberapa materi perbuatan yang dilarang (cybercrimes) yang diatur dalam UU ITE, antara lain:

1. konten ilegal, yang terdiri dari, antara lain: kesusilaan, perjudian, penghinaan/pencemaran nama baik, pengancaman dan pemerasan (Pasal 27, Pasal 28, dan Pasal 29 UU ITE);

2. akses ilegal (Pasal 30);

3. intersepsi ilegal (Pasal 31);

4. gangguan terhadap data (data interference, Pasal 32 UU ITE);

5. gangguan terhadap sistem (system interference, Pasal 33 UU ITE);

6. penyalahgunaan alat dan perangkat (misuse of device, Pasal 34 UU ITE);



Sumber :

http://rezafjrnsyh.blogspot.co.id/2017/10/audit-teknologi-sistem-informasi.html

https://avanza250.wordpress.com/2013/06/22/pemeriksaan-sistem-informasi-audit-it/

https://id.wikipedia.org/wiki/Audit_teknologi_informasi

https://haendra.wordpress.com/2012/06/08/pengertian-cobit/

https://rosyarachmania.wordpress.com/2014/11/01/2-5-komponen-cobit/

https://www.slideshare.net/MuhamadArdiansyah1/penjelasan-coso-cobit

http://repository.unpas.ac.id/26894/9/Makalah_103040146.pdf

http://alkrnwns.blogspot.co.id/2016/04/cobit-control-objectives-for_19.html

https://ahmad16jihad.wordpress.com/2015/06/14/it-forensik/

https://thekicker96.wordpress.com/definisi-it-forensik/

https://xinformasiterkini.blogspot.co.id/2013/05/it-forensik-adalah-cabang-dari-ilmu.html

https://irfanwineers.wordpress.com/2012/03/03/mengenal-apakah-itu-it-forensik/




Rabu, 29 November 2017

IT FORENSIC

IT Forensic



Definisi:


Definisi dari IT Forensik yaitu suatu ilmu yang berhubungan dengan pengumpulan fakta dan bukti pelanggaran keamanan sistem informasi serta validasinya menurut metode yang digunakan (misalnya metode sebab-akibat). Fakta-fakta tersebut setelah diverifikasi akan menjadi bukti-bukti yang akan digunakan dalam proses selanjutnya.Selain itu juga diperlukan keahlian dalam bidang IT ( termasuk diantaranya hacking) dan alat bantu (tools) baik hardwaremaupun software untuk membuktikan pelanggaran-pelanggaran yang terjadi dalam bidang teknologi sistem informasi tersebut. Tujuan dari IT forensik itu sendiri adalah untuk mengamankan dan menganalisa bukti-bukti digital.

Menurut Noblett, yaitu berperan untuk mengambil, menjaga, mengembalikan, dan menyajikan data yang telah diproses secara elektronik dan disimpan di media komputer.
Menurut Judd Robin, yaitu penerapan secara sederhana dari penyidikan komputer dan teknik analisisnya untuk menentukan bukti-bukti hukum yang mungkin.


Tujuan IT forensik:

1. Untuk membantu memulihkan, menganalisa, dan mempresentasikan materi/entitas berbasis digital atau elektronik sedemikian rupa sehingga dapat dipergunakan sebagai alat buti yang sah di pengadilan

2. Untuk mendukung proses identifikasi alat bukti dalam waktu yang relatif cepat, agar dapat diperhitungkan perkiraan potensi dampak yang ditimbulkan akibat perilaku jahat yang dilakukan oleh kriminal terhadap korbannya, sekaligus mengungkapkan alasan dan motivitasi tindakan tersebut sambil mencari pihak-pihak terkait yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung dengan perbuatan tidak menyenangkan dimaksud.

PENGERTIAN IT FORENSIK MENURUT PARA AHLI
  1. Menurut Noblett, yaitu berperan untuk mengambil, menjaga, mengembalikan, dan menyajikan data yang telah diproses secara elektronik dan disimpan dimedia komputer.
  2.  Menurut Judd Robin, yaitu penerapan secara sederhana dari penyidikan komputer dan teknik analisisnya untuk menentukan bukti-bukti hukum yang mungkin.
  3. Menurut Ruby Alamsyah (salah seorang ahli forensik IT Indonesia), digital forensik atau terkadang disebut komputer forensik adalah ilmu yang menganalisa barang bukti digital sehingga dapat dipertanggungjawabkan di pengadilan. Barang bukti digital tersebut termasuk handphone, notebook, server, alat teknologi apapun yang mempunyai media penyimpanan dan bisa dianalisa.
ALASAN MENGAPA MENGGUNAKAN IT FORENSIK, ANTARA LAIN.
Dalam kasus hukum, teknik digital forensik sering digunakan untuk meneliti sistem komputer milik terdakwa (dalam perkara pidana) atau tergugat (dalam perkara perdata).
Memulihkan data dalam hal suatu hardware atau software mengalami kegagalan/kerusakan (failure).
  • Meneliti suatu sistem komputer setelah suatu pembongkaran/pembobolan, sebagai contoh untuk menentukan bagaimana penyerang memperoleh akses dan serangan apa yang dilakukan.
  • Mengumpulkan bukti menindak seorang karyawan yang ingin diberhentikan oleh suatu organisasi.
  • Memperoleh informasi tentang bagaimana sistem komputer bekerja untuk tujuan debugging, optimisasi kinerja, atau membalikkan rancang-bangun.

Tools dalam Forensik IT


1. antiword

Antiword merupakan sebuah aplikasi yang digunakan untuk menampilkan teks dan gambar dokumen Microsoft Word. Antiword hanya mendukung dokumen yang dibuat oleh MS Word versi 2 dan versi 6 atau yang lebih baru.

2. Autopsy

The Autopsy Forensic Browser merupakan antarmuka grafis untuk tool analisis investigasi diginal perintah baris The Sleuth Kit. Bersama, mereka dapat menganalisis disk dan filesistem Windows dan UNIX (NTFS, FAT, UFS1/2, Ext2/3).

3. binhash

binhash merupakan sebuah program sederhana untuk melakukan hashing terhadap berbagai bagian file ELF dan PE untuk perbandingan. Saat ini ia melakukan hash terhadap segmen header dari bagian header segmen obyek ELF dan bagian segmen header obyekPE.

4. sigtool

sigtcol merupakan tool untuk manajemen signature dan database ClamAV. sigtool dapat digunakan untuk rnenghasilkan checksum MD5, konversi data ke dalam format heksadesimal, menampilkan daftar signature virus dan build/unpack/test/verify database CVD dan skrip update.


5. ChaosReader

ChaosReader merupakan sebuah tool freeware untuk melacak sesi TCP/UDP/… dan mengambil data aplikasi dari log tcpdump. la akan mengambil sesi telnet, file FTP, transfer HTTP (HTML, GIF, JPEG,…), email SMTP, dan sebagainya, dari data yang ditangkap oleh log lalu lintas jaringan. Sebuah file index html akan tercipta yang berisikan link ke seluruh detil sesi, termasuk program replay realtime untuk sesi telnet, rlogin, IRC, X11 atau VNC; dan membuat laporan seperti laporan image dan laporan isi HTTP GET/POST.

6. chkrootkit

chkrootkit merupakan sebuah tool untuk memeriksa tanda-tanda adanya rootkit secara lokal. la akan memeriksa utilitas utama apakah terinfeksi, dan saat ini memeriksa sekitar 60 rootkit dan variasinya.


7. dcfldd

Tool ini mulanya dikembangkan di Department of Defense Computer Forensics Lab (DCFL). Meskipun saat ini Nick Harbour tidak lagi berafiliasi dengan DCFL, ia tetap memelihara tool ini.


8. ddrescue

GNU ddrescue merupakan sebuah tool penyelamat data, la menyalinkan data dari satu file atau device blok (hard disc, cdrom, dsb.) ke yang lain, berusaha keras menyelamatkan data dalam hal kegagalan pembacaan. Ddrescue tidak memotong file output bila tidak diminta. Sehingga setiap kali anda menjalankannya kefile output yang sama, ia berusaha mengisi kekosongan.

9. foremost

Foremost merupakan sebuah tool yang dapat digunakan untuk me-recover file berdasarkan header, footer, atau struktur data file tersebut. la mulanya dikembangkan oleh Jesse Kornblum dan Kris Kendall dari the United States Air Force Office of Special Investigations and The Center for Information Systems Security Studies and Research. Saat ini foremost dipelihara oleh Nick Mikus seorang Peneliti di the Naval Postgraduate School Center for Information Systems Security Studies and Research.

10. gqview

Gqview merupakan sebuah program untuk melihat gambar berbasis GTK la mendukung beragam format gambar, zooming, panning, thumbnails, dan pengurutan gambar.

11. galleta

Galleta merupakan sebuah tool yang ditulis oleh Keith J Jones untuk melakukan analisis forensic terhadap cookie Internet Explorer.

12. Ishw

Ishw (Hardware Lister) merupakan sebuah tool kecil yang memberikan informasi detil mengenai konfigurasi hardware dalam mesin. la dapat melaporkan konfigurasi memori dengan tepat, versi firmware, konfigurasi mainboard, versi dan kecepatan CPU, konfigurasi cache, kecepatan bus, dsb. pada sistem t>MI-capable x86 atau sistem EFI.


13. pasco

Banyak penyelidikan kejahatan komputer membutuhkan rekonstruksi aktivitas Internet tersangka. Karena teknik analisis ini dilakukan secara teratur, Keith menyelidiki struktur data yang ditemukan dalam file aktivitas Internet Explorer (file index.dat). Pasco, yang berasal dari bahasa Latin dan berarti “browse”, dikembangkan untuk menguji isi file cache Internet Explorer. Pasco akan memeriksa informasi dalam file index.dat dan mengeluarkan hasil dalam field delimited sehingga dapat diimpor ke program spreadsheet favorit Anda.


14. scalpel

calpel adalah sebuah tool forensik yang dirancang untuk mengidentifikasikan, mengisolasi dan merecover data dari media komputer selama proses investigasi forensik. Scalpel mencari hard drive, bit-stream image, unallocated space file, atau sembarang file komputer untuk karakteristik, isi atau atribut tertentu, dan menghasilkan laporan mengenai lokasi dan isi artifak yang ditemukan selama proses pencarian elektronik. Scalpel juga menghasilkan (carves) artifak yang ditemukan sebagai file individual.

Undang – Undang IT Forensik:

Secara umum, materi Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UUITE) dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu pengaturan mengenai informasi dan transaksi elektronik dan pengaturan mengenai perbuatan yang dilarang. Pengaturan mengenai informasi dan transaksi elektronik mengacu pada beberapa instrumen internasional, seperti UNCITRAL Model Law on eCommerce dan UNCITRAL Model Law on eSignature. Bagian ini dimaksudkan untuk mengakomodir kebutuhan para pelaku bisnis di internet dan masyarakat umumnya guna mendapatkan kepastian hukum dalam melakukan transaksi elektronik. Beberapa materi yang diatur, antara lain:

1. pengakuan informasi/dokumen elektronik sebagai alat bukti hukum yang sah (Pasal 5 & Pasal 6 UU ITE);

2. tanda tangan elektronik (Pasal 11 & Pasal 12 UU ITE);

3. penyelenggaraan sertifikasi elektronik (certification authority, Pasal 13 & Pasal 14 UU ITE);

4. penyelenggaraan sistem elektronik (Pasal 15 & Pasal 16 UU ITE);

Beberapa materi perbuatan yang dilarang (cybercrimes) yang diatur dalam UU ITE, antara lain:

1. konten ilegal, yang terdiri dari, antara lain: kesusilaan, perjudian, penghinaan/pencemaran nama baik, pengancaman dan pemerasan (Pasal 27, Pasal 28, dan Pasal 29 UU ITE);

2. akses ilegal (Pasal 30);

3. intersepsi ilegal (Pasal 31);

4. gangguan terhadap data (data interference, Pasal 32 UU ITE);

5. gangguan terhadap sistem (system interference, Pasal 33 UU ITE);

6. penyalahgunaan alat dan perangkat (misuse of device, Pasal 34 UU ITE);

Kamis, 19 Oktober 2017

CONTOH KASUS COBIT

Pengertian Cobit

Teknologi Informasi pada era ini sudah menjadi kebutuhan yang sangat penting untuk menunjang berjalannya proses bisnis secara efektif dan efisien pada perusahaan maupun institut. Universitas Pasundan (UNPAS) Bandung terutama Fakultas Teknik (FT) menerapkan teknologi informasi untuk mendukung layanan akademik.  Layanan Teknologi Informasi (TI) tersebut diterapkan dalam bentuk aplikasi berbasis web dengan nama Sistem Informasi Terpadu (SITU). 


Namun, permasalahannya penerapan TI tersebut tidak disertai dengan proses monitoring dan pengevaluasian sehingga tidak ada kontrol dalam penerapannya terutama pada ketersediaan data dan keamanan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kondisi tata kelola TI pada proses monitoring dan evaluasi terkait dengan keamanan TI pada SITU di FT UNPAS yang mengacu pada COBIT 5 domain Monitoring Evaluate Assess (MEA). 


Tahapan dalam pengerjaan Tugas Akhir ini dimulai dengan identifikasi masalah, study literature, menetukan teknik pengumpulan data, analisis objek penelitian, dan perancanagan tata kelola TI pada proses monitoring dan evaluasi.  Hasil akhir dari penelitian ini adalah berupa kesimpulan dan rancanagan mengenai perbaikan aktivitas tata kelola TI pada proses monitoring dan evaluasi  pada sisi ancaman terkait keamanan TI pada SITU di Fakultas Teknik Universitas Pasundan Bandung dengan memanfaatkan COBIT 5 sebagai acuan



Control Objective for Information & Related Technology (COBIT) adalah sekumpulan dokumentasi best practice untuk IT Governance yang dapat membantu auditor, pengguna (user), dan manajemen, untuk menjembatani gap antara resiko bisnis, kebutuhan kontrol dan masalah-masalah teknis IT (Sasongko, 2009).

COBIT mendukung tata kelola TI dengan menyediakan kerangka kerja untuk mengatur keselarasan TI dengan bisnis. Selain itu, kerangka kerja juga memastikan bahwa TI memungkinkan bisnis, memaksimalkan keuntungan, resiko TI dikelola secara tepat, dan sumber daya TI digunakan secara bertanggung jawab (Tanuwijaya dan Sarno, 2010).
COBIT merupakan standar yang dinilai paling lengkap dan menyeluruh sebagai framework IT audit karena dikembangkan secara berkelanjutan oleh lembaga swadaya profesional auditor yang tersebar di hampir seluruh negara. Dimana di setiap negara dibangun chapter yang dapat mengelola para profesional tersebut.
Kerangka Kerja COBIT
Kerangka kerja COBIT terdiri atas beberapa arahan/pedoman, yakni:
  • Control Objectives
Terdiri atas 4 tujuan pengendalian tingkat-tinggi (high-level control objectives) yang terbagi dalam 4 domain, yaitu : Planning & Organization , Acquisition & Implementation Delivery & Support , dan Monitoring & Evaluation.
  • Audit Guidelines
Berisi sebanyak 318 tujuan-tujuan pengendalian yang bersifat rinci (detailed control objectives) untuk membantu para auditor dalam memberikan management assurance dan/atau saran perbaikan.
  • Management Guidelines
Berisi arahan, baik secara umum maupun spesifik, mengenai apa saja yang mesti dilakukan, terutama agar dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut :
v  Sejauh mana TI harus bergerak atau digunakan, dan apakah biaya TI yang dikeluarkan sesuai dengan manfaat yang dihasilkannya.
v  Apa saja indikator untuk suatu kinerja yang bagus.
v  Apa saja faktor atau kondisi yang harus diciptakan agar dapat mencapai sukses ( critical success factors ).
v  Apa saja risiko-risiko yang timbul, apabila kita tidak mencapai sasaran yang ditentukan.
v  Bagaimana dengan perusahaan lainnya, apa yang mereka lakukan.
v  Bagaimana mengukur keberhasilan dan bagaimana pula membandingkannya.
Manfaat dan Pengguna COBIT
Secara manajerial target pengguna COBIT dan manfaatnya adalah :
  • Direktur dan Eksekutif
Untuk memastikan manajemen mengikuti dan mengimplementasikan strategi searah dan sejalan dengan TI.
  • Manajemen
v  Untuk mengambil keputusan investasi TI.
v  Untuk keseimbangan resiko dan kontrol investasi.
v  Untuk benchmark lingkungan TI sekarang dan masa depan.
  • Pengguna
Untuk memperoleh jaminan keamanan dan control produk dan jasa yang dibutuhkan secara internal maupun eksternal.
  • Auditors
v  Untuk memperkuat opini untuk manajemen dalam control internal.
v  Untuk memberikan saran pada control minimum yang diperlukan.
Frame Work COBIT
COBIT dikeluarkan oleh IT Governance Institute (ITGI). COBIT digunakan untuk menjalankan penentuan atas IT dan meningkatkan pengontrolan IT. COBIT juga berisi tujuan pengendalian, petunjuk audit, kinerja dan hasil metrik, faktor kesuksesan dan maturity model.
Lingkup kriteria informasi yang sering menjadi perhatian dalam COBIT adalah:
  • Effectiveness
Menitikberatkan pada sejauh mana efektifitas informasi dikelola dari data-data yang diproses oleh sistem informasi yang dibangun.
  • Efficiency
Menitikberatkan pada sejauh mana efisiensi investasi terhadap informasi yang diproses oleh sistem.
  • Confidentiality
Menitikberatkan pada pengelolaan kerahasiaan informasi secara hierarkis.
  • Integrity
Menitikberatkan pada integritas data/informasi dalam sistem.
  • Availability
Menitikberatkan pada ketersediaan data/informasi dalam sistem informasi.
  • Compliance
Menitikberatkan pada kesesuaian data/informasi dalam sistem informasi.
  • Reliability
Menitikberatkan pada kemampuan/ketangguhan sistem informasi dalam pengelolaan data/informasi.
Sedangkan fokus terhadap pengelolaan sumber daya teknologi informasi dalam COBIT adalah pada :
  • Applications
  • Information
  • Infrastructure
  • People
Dalam menyediakan informasi yang dibutuhkan perusahaan untuk mencapai tujuan organisasi, COBIT memiliki karakteristik :
  • Business-focused
  • Process-oriented
  • Controls-based
  • Measurement-driven
COBIT mengelompokkan semua aktivitas bisnis yang terjadi dalam organisasi menjadi 34 proses yang terbagi ke dalam 4 buah domain proses, meliputi :
  • Planning & Organization.
Domain ini menitikberatkan pada proses perencanaan dan penyelarasan strategi TI   dengan strategi perusahaan, mencakup masalah strategi, taktik dan identifikasi tentang bagaimana TI dapat memberikan kontribusi maksimal terhadap pencapaian tujuan bisnis organisasi sehingga terbentuk sebuah organisasi yang baik dengan infrastruktur teknologi yang baik pula.
Domain ini mencakup :
v  PO1 – Menentukan rencana strategis
v  PO2 – Menentukan arsitektur informasi
v  PO3 – Menentukan arah teknologi
v  PO4 – Menentukan proses TI, organisasi dan hubungannya
v  PO5 – Mengelola investasi TI
v  PO6 – Mengkomunikasikan tujuan dan arahan manajemen
v  PO7 – Mengelola sumber daya manusia
v  PO8 – Mengelola kualitas
v  PO9 – Menilai dan mengelola resiko TI
v  PO10 – Mengelola proyek
  • Acquisition & Implementation.
Domain ini berkaitan dengan implementasi solusi IT dan integrasinya dalam proses bisnis organisasi untuk mewujudkan strategi TI, juga meliputi perubahan dan maintenance yang dibutuhkan sistem yang sedang berjalan untuk memastikan daur hidup sistem tersebut tetap terjaga.
Domain ini meliputi:
v  AI1 – Mengidentifikasi solusi yang dapat diotomatisasi.
v  AI2 – Mendapatkan dan maintenance software aplikasi.
v  AI3 – Mendapatkan dan maintenance infrastuktur teknologi
v  AI4 – Mengaktifkan operasi dan penggunaan
v  AI5 – Pengadaan sumber daya IT.
v  AI6 – Mengelola perubahan
v  AI7 – Instalasi dan akreditasi solusi dan perubahan.
  • Delivery & Support.
Domain ini mencakup proses pemenuhan layanan IT, keamanan sistem, kontinyuitas layanan, pelatihan dan pendidikan untuk pengguna, dan pemenuhan proses data yang sedang berjalan.
Domain ini meliputi :
v  DS1 – Menentukan dan mengelola tingkat layanan.
v  DS2 – Mengelola layanan dari pihak ketiga
v  DS3 – Mengelola performa dan kapasitas.
v  DS4 – Menjamin layanan yang berkelanjutan
v  DS5 – Menjamin keamanan sistem.
v  DS6 – Mengidentifikasi dan mengalokasikan dana.
v  DS7 – Mendidik dan melatih pengguna
v  DS8 – Mengelola service desk dan insiden.
v  DS9 – Mengelola konfigurasi.
v  DS10 – Mengelola permasalahan.
v  DS11 – Mengelola data
v  DS12 – Mengelola lingkungan fisik
v  DS13 – Mengelola operasi.
  • Monitoring and Evaluation.
Domain ini berfokus pada masalah kendali-kendali yang diterapkan dalam organisasi, pemeriksaan intern dan ekstern dan jaminan independent dari proses pemeriksaan yang dilakukan.
Domain ini meliputi:
v  ME1 – Mengawasi dan mengevaluasi performansi TI.
v  ME2 – Mengevaluasi dan mengawasi kontrol internal
v  ME3 – Menjamin kesesuaian dengan kebutuhan eksternal.
v  ME4 – Menyediakan IT Governance.

  • COBIT (Control Objectives for Information and related Technology)
Menurut Alindita (2008). IT Governance adalah sistem yang mengatur dan mengendalikan seluruh proses teknologi informasi perusahaan/organisasi yang strukturnya akan menetapkan pendistribusian hak dan tanggung jawab antara pihak-pihak yang terlibat juga berisikan peraturan serta strategi yang ditetapkan perusahaan/organisasi.
Menurut Indrajit (2004). Information System Audit and Control Association (ISACA) memperkenalkan sebuah kerangka untuk mengelola IT Governance di sebuah perusahaan yang dikenal dengan nama COBIT .
Menurut Putra (2009). Pada dasarnya COBIT dikembangkan untuk membantu memenuhi berbagai kebutuhan manajemen terhadap informasi dengan menjembatani kesenjangan antara resiko bisnis, kontrol dan masalah teknik.
Menurut Sarno (2009: 31-42). Secara jelas, COBIT membagi proses pengelolaan teknologi informasi menjadi empat domain utama dengan total tiga puluh empat proses teknologi informasi. Masing-masing domain dalam COBIT mempunyai beberapa rincian sebagai berikut :
  1. Plan and Oganise (PO)
    Membahas mengenai strategi, taktik, dan pengidentifikasian teknologi informasi dalam mendukung tercapainya tujuan bisnis.
  2. Acquire and Implement (AI)
    Pada domain Acquire and Implement sebuah solusi teknologi informasi perlu diidentifikasikan, dikembangkan, diimplementasikan dan diintegrasikan ke dalam proses bisnis.
  3. Deliver and Support (DS)
    Domain ini fokus pada aspek penyampaian teknologi informasi terhadap dukungan dan layanan teknologi informasi mencakup dukungan dan layanan teknologi informasi pada bisnis, mulai dari penanganan keamanan dan kesinambungan, dukungan bagi pengguna serta manajemen data.
  4. Monitor and Evaluate (ME)
    Pada domain ini akan ditekankan kepada pentingnya semua proses teknologi informasi perlu diakses secara berkala untuk menjaga kualitas dan kesesuaian dengan standar yang telah ditetapkan.
  • Kerangka COBIT
Orientasi bisnis COBIT terdiri dari menghubungkan tujuan bisnis untuk tujuan TI, menyediakan metrik dan model kematangan untuk mengukur prestasi bisnis, dan mengidentifikasi tanggung jawab terkait bisnis dan proses TI pemilik.
Proses fokus COBIT 4.1 diilustrasikan oleh model proses yang membagi IT menjadi empat domain (Rencana dan Mengatur, Memperoleh dan Melaksanakan, Memberikan dan Dukungan, serta Monitor dan Evaluasi) dan 34 proses sesuai dengan bidang tanggung jawab merencanakan, membangun, menjalankan dan memantau. Hal ini diposisikan pada tingkat tinggi dan telah selaras dan harmonis dengan lainnya, lebih rinci, standar IT dan praktik yang baik seperti COSOITILISO 27000CMMITOGAF dan PMBOK. COBIT bertindak sebagai integrator dari bahan-bahan bimbingan yang berbeda, meringkas tujuan kunci di bawah satu kerangka yang menghubungkan model praktek yang baik dengan pemerintahan dan bisnis.
COBIT 5 dirilis pada April 2012. COBIT 5 mengkonsolidasikan dan mengintegrasikan COBIT 4.1, Val IT 2.0 dan Risiko kerangka kerja IT, dan menarik dari Jaminan Kerangka ISACA TI (ITAF) dan Model Bisnis untuk Keamanan Informasi (BMI). Ini sejalan dengan kerangka kerja dan standar seperti Teknologi Informasi Infrastructure Library (ITIL), Organisasi Internasional untuk Standardisasi (ISO), Badan Manajemen Proyek Pengetahuan (PMBOK), PRINCE2 dan The Open Group Architecture Framework (TOGAF).
COBIT telah memiliki lima rilisan utama:
  • Pada tahun 1996, edisi pertama dirilis COBIT.
  • Pada tahun 1998, edisi kedua menambahkan “Kontrol”.
  • Pada tahun 2000, edisi ketiga dirilis “Pedoman Pengelolaan”.
  • Pada tahun 2003, versi online menjadi tersedia.
  • Pada bulan Desember 2005, awal dirilisnya edisi keempat.
  • Pada bulan Mei 2007, revisi edisi 4.1 dirilis.
  • COBIT 5 dirilis pada bulan Juni 2012. Ini mengkonsolidasikan dan mengintegrasikan COBIT 4.1,Val IT 0 dan Risiko kerangka kerja IT, dan juga menarik secara signifikan dari Model Bisnis untuk Keamanan Informasi (BMI) dan ITAF.
  • Pada bulan Desember 2012, add-on pertama dokumen dirilis untuk keamanan informasi COBIT 5.
  • Pada bulan Juni 2013, add-on kedua dokumen dirilis, untuk jaminan COBIT 5.
Komponen COBIT meliputi:
  • Framework atau Kerangka: bertujuan mengatur tata kelola IT dan praktek yang baik oleh TI domain dan proses, dan menghubungkan dengan kebutuhan bisnis
  • Process descriptions atau Proses deskripsi: Sebuah model proses referensi dan bahasa umum untuk semua orang dalam suatu organisasi. Proses peta untuk wilayah tanggung jawab merencanakan, membangun, menjalankan dan memantau.
  • Control objectives atau Tujuan pengendalian: Menyediakan satu set lengkap persyaratan tingkat tinggi untuk dipertimbangkan oleh manajemen untuk kontrol yang efektif dari setiap proses TI.
  • Management guidelines atau Pedoman manajemen: Bantuan menetapkan tanggung jawab, menyepakati tujuan, mengukur kinerja, dan menggambarkan keterkaitan dengan proses lainnya
  • Maturity models atau Model Kematangan: Menilai kematangan dan kemampuan per proses dan membantu untuk mengatasi kesenjangan.
Stakeholder
COBIT dirancang untuk digunakan oleh tiga pengguna berbeda yaitu :
  1. Manajemen
    Dengan penerapan COBIT, manajemen dapat terbantu dalam proses penyeimbangan resiko dan pengendalian investasi dalam lingkungan IT yang tidak dapat diprediksi.
  2. User
    Pengguna dapat menggunakan COBIT untuk memperoleh keyakinan atas layanan keamanan dan pengendalian IT yang disediakan oleh pihak internal atau pihak ketiga.
  3. Auditor
    Dengan penerapan COBIT, auditor dapat memperoleh dukungan dalam opini yang dihasilkan dan untuk memberikan saran kepada manajemen atas pengendalian internal yang ada.

PERANCANGAN TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI MENGGUNAKAN  KERANGKA KERJA COBIT 5 PADA DOMAIN MONITORINGRING DAN EVALUASI TERKAIT KEAMANAN SITU 
(Studi Kasus : Tata kelola teknologi informasi,fakultas teknik universitas pasundan)


                Teknologi Informasi pada era ini sudah menjadi kebutuhan yang sangat penting untuk menunjang berjalannya proses bisnis secara efektifitas dan efisiensi pada perusahaan, untuk mencapai hal tersebut diperlukan adanya pengelolaan TI atau yang disebut dengan Tata Kelola Teknologi Informasi (IT Governance). Tata Kelola Teknologi Informasi (IT Governance) adalah pertanggungjawaban dewan direksi dan manajemen eksekutif. Hal ini, merupakan bagian yang terintegrasi dengan tata kelola perusahaan dan berisi kepemimpinan dan struktur serta proses organisasi yang menjamin bahwa organisasi teknologi informasi mengandung dan mendukung strategi serta tujuan bisnis[14]. Universitas Pasundan Bandung terutama Fakultas Teknik (FT) sebagai penyelenggara pendidikan, dimana Fakultas Teknik UNPAS harus memberikan layanan akademik.

 Dalam pelaksanaannya Fakultas Teknik UNPAS dirasa 
perlu untuk memanfaatkan peranan teknologi informasi, layanan Teknologi Informasi (TI) tersebut diterapkan dalam bentuk aplikasi berbasis web dengan nama Sistem Informasi Terpadu (SITU), Tidak dapat disangkal lagi bahwa informasi harus didapatkan dan diproses secara cepat. Disinilah peranan SITU sebagai komponen utama dalam menunjang akademik untuk Fakultas Teknik UNPAS. Adapun tujuan SITU yaitu mempermudah sivitas akdemik untuk mendapatkan informasi dan mempermudah karyawan untuk melakukan tugasnya. Adapun penerapan SITU ini harus dibarengi dengan pengelolaan TI yang baik dan benar agar keberadaan TI mampu untuk menunjang kesuksesan Fakultas Teknik UNPAS dalam pencapaian tujuannya. Maka dapat dikatakan pihak pengelola dari SITU harus menjamin ketersediaan Informasi bagi Sivitas Akademik berupa sebuah layanan yang baik. Salah satu proses untuk menjamin ketersediaan informasi adalah adanya proses monitoring dan evaluasi, namun pada saat ini belum adanya proses proses monitoring dan evaluasi terhadap tata kelola 

teknologi informasi secara terstruktur terutama pada sisi kemanan. Jika proses monitoring dan evaluasi dilakukan maka perananan SITU akan lebih optimal. Melihat pentingnya melakukan monitoring dan evaluasi terhadap tata kelola SITU maka penulis tertarik untuk mengusulkan adanya kegiatan monitoring dan evaluasi terhadap tata kelola SITU dengan menerapkan sebuah standar yaitu Control Objectives for Information and related Technology (COBIT). Dimana hal ini dapat menghindari risiko kegagalan teknologi informasi yang digunakan oleh FT UNPAS sehingga menjaga dan meningkatkan kualitas dan mutu peranan teknologi informasi yang digunakan yaitu SITU.  


Identifikasi Objek Penelitian 

 Skema Analisis 

Skema analisis bertujuan untuk membantu memudahkan dan memahami bagaimana alur dari analisis yang dilakukan untuk melaukan perancangan  rekomendasi tata kelola TI dari sisi ancaman terkait keamanan pada SITU di FT UNPAS. Analisis meliputi input, proses dan output.

FT Unpas telah menetapkan  optimalisasi penggunaan TIK dalam mendukung operasional sehari-hari ke dalam salah satu rencana strategis fakultas. 
Hal ini harus dibarengi organisasi yang bertanggunga jawab terhadap Pengelolaan TI, adapun Pengelola TI dilingkungan FT UNPAS yaitu Pusat Data dan Teknologi Informasi (PUSDATIN) FT UNPAS, dengan visi dari PUSDATIN yaitu: Mendukung pencapaian visi fakultas teknik dalam hal dukungan informasi dan teknologi informasi. 

Adapun Tugas Pokok dari PUSDATIN yaitu: 
1. Mengelola infrastruktur TIK yang ada pada lingkungan FT UNPAS. 

2. Mendukung kebutuhan TIK, dari mulai Mengatur pengadaan TIK dilingkungan FT UNPAS. 

3. Memastikan kegiatan operasional TIK di lingkungan Fakultas Teknik UNPAS berjalan dengan baik.

Objek Penelitian Objek penelitian merupakan topik atau sesuatu yang diteliti. Pada penelitian ini objek yang diteliti adalah  tata kelola TI pada proses monitoring dan evaluasi terkait keamanan pada SITU FT UNPAS. 

Keamanan Teknologi Informasi Berdasarkan Sistem yang akan dikembangkan 
di Fakultas Teknik Unpas merupakan sistem yang beberapa diantaranya memilki data yang sangat sensitif seperti data akademik dan keuangan. 

Untuk itu aspek keamanan menjadi salah satu aspek yang harus disiapkan dalam implementasi sistem informasi. 

Fitur keamanan yang diterapkan pada Sistem Informasi Terpadu Fakultas Teknik Unpas, terbagi menjadi 3 (tiga) kelompok yaitu : 

1. Network Security, fokus pada keamanan media pembawa informasi/data atau jalur komunikasi data. 

2. Computer Security, fokus kepada komputer yang digunakan (server, workstation) termasuk didalamnya masalah yang berhubungan dengan sistem operasi. 

3. Application Security, fokus kepada aplikasi dan basisdata. Terdapat 3 kelompok fitur kemananan yang diterapkan pada SITU pada penelitian ini fokuskan pada application Security berdasarkan sisi Fungsi.  

Kesimpulan

Dalam penelitian Tugas akhir ini dilakukan identifikasi kondisi tata kelola TI pada proses monitoring dan evaluasi dan penyusunan rancangan rekomendasi serangkaian aktivitas pada proses monitoring dan evaluasi mengacu pada kerangka kerja COBIT 5. Penelitian ini diawali dengan melakukan identifikasi permasalahan dalam tata kelola TI pada proses monitoring dan evaluasi sehingga dapat diperoleh 3 proses dan dipilih 4 base practice COBIT 5 yang relevan yang berkaitan dengan kemanan TI. 

Selanjutnya melakukan identifikasi aktivitas proses monitoring dan evaluasi di FT UNPAS yang mengacu pada aktivitas COBIT 5. Hasil identifikasi menunjukan bahwa bahwa tata kelola teknologi informasi pada proses monitoring dan evaluasi terkait keamanan TI yaitu MEA01 di FT UNPAS yaitu ada beberapa aktivitas yang dilakukan namun belum terdokumentasi, MEA02 di FT UNPAS yaitu belum ada aktivitas yang dilakukan dan MEA03 di FT UNPAS yaitu belum ada aktivitas yang dilakukan. Maka secara umum  ada pada proses beberapa yang dilakukan tetapi tidak ada bukti.

 Kemudian untuk mencapai tata kelola TI yang diharapkan maka perlu adanya suatu rancangan tata kelola TI dalam rangka meningkatkan tata kelolanya. Rancangan yang dibuat berupa rancangan perbaikan aktivitas pada proses monitoring dan evaluasi yang mengacu pada COBIT 5. 

Sumber :